Takengon | ms-takengon.go.id
Jum’at, 03 April 2020, dengan jumlah personil yang sangat terbatas, sebab sebahagian jajaran sedang dalam shif work from home (WFH), Mahkamah Syar’iyah Takengon tetap dapat melaksanakan pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan Munawar Syawali, S.E., sebagai Kasubbag Perencanaan, Teknologi Informasi, dan Pelaporan. Berdasarkan Hasil Rapat Promosi/Mutasi dan Pindah Tugas Tenaga Kesekretariatan MARI dan Badan Peradilan di bawahnya pada 06 Maret 2020 lalu, Munawar mendapat promosi/mutasi ke Mahkamah Syar’iyah Takengon kelas IB untuk jabatan sebagaimana tersebut di atas. Suami dari Desi Fitriani, A. Md., ini mengawali karir sebagai Aparatur Sipil Negara pada tahun 2008 pada posisi staf bagian kepegawaian pada Mahkamah Syar’iyah Aceh. Tahun 2014, ia mendapat promosi/mutasi sebagai Kepala Urusan Umum Mahkamah Syar’iyah Kuala Simpang. Selanjutnya dimutasi lagi sebagai Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan pada Mahkamah Syar’iyah Blang Kejeren pada tahun 2016. Dan tahun ini ia dimutasi lagi ke Mahkamah Syar’iyah Takengon.
Acara pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan yang berlangsung sederhana tersebut bertempat di ruang sidang utama Mahkamah Syar’iyah Takengon dan dipimpin langsung oleh Ketua Mahkamah Syar’iyah Takengon, Drs. H. Zulkarnain Lubis, M.H. Meskipun sederhana dan terbatas, hanya menjalankan beberapa acara penting sebagaimana petunjuk pelantikan dari Badan Kepegawaian Negara terkait upaya pemutusan mata rantai Corona Virus Disease 2019 (covid 19), kekhidmatan acara tidak berkurang. Masing-masing hadirin dipisahkan jarak 1 meter. Dua undangan pengantar dari Mahkamah Syar’iyah Blang Kejeren ikut hadir dalam acara ini, yaitu Ilyas, S. Ag., M.H., dan Fakhrurrazi, S.H., Panitera dan Panitera Muda Gugatan Mahkamah Syar’iyah Blang Kejeren.
Dalam arahan dan bimbingannya, Zulkarnain Lubis mengingatkan bahwa peningkatan kinerja setidaknya memenuhi tiga unsur: professional, knowledgse, and attitude. Diterjemah kan sebagai profesional, pengetahuan atau wawasan yang terus diupayakan meningkat, serta sopan santun. “Dua unsur sebelumnya sangat ditentukan oleh unsur terakhir, attitude. Sebagus apapun kita bekerja, tanpa sopan santun, orang tetap akan menilai kita rendah,” pungkasnya. (HLY)