Takengon | ms-takengon.go.id
Ada yang berbeda pada apel pagi pegawai Mahkamah Syar’iyah Takengon, Senin (25/3). Dalam apel yang berlangsung tepat pukul 08.00 WIB di halaman depan kantor Mahkamah Syar’iyah Takengon tersebut, Drs. Nailul Syukri, SH., MH., selaku Ketua Mahkamah Syar’iyah Takengon bertindak sebagai pembina upacara. Pada pembukaan amanat, Nailul menyampaikan bahwa semestinya pagi ini dilakukan rapat bersama seluruh pegawai untuk membahas beberapa hal penting. “Akan tetapi, ada undangan musrembang kabupaten yang harus saya ikuti. Sebab itu, rapat harus ditunda.” Ujarnya.
Pun demikian, Nailul benar-benar memanfaatkan kesempatan selaku pembina apel pagi tadi untuk mengingatkan setidaknya 4 hal penting bagi pegawai Mahkamah Syar’iyah Takengon. “Pertama, bahwa berlaku disiplin itu harus di semua bidang. Termasuk ketika apel. Jika apel sudah dimulai, siapapun anda, hakim sekalipun, tidak boleh masuk lagi ke dalam barisan. Berdiri saja di luar barisan.” Tegas Nailul.
Lebih jauh Nailul menyontohkan dirinya sendiri yang pernah terlambat hadir pada suatu Senin pagi. “Mobil saya berhentikan di depan gerbang. Saya tidak masuk ke halaman sampai apel selesai.” Tambahnya.
Dalam kesempatan itu juga, Nailul menekankan kembali tentang penyelesaian kerja penanganan perkara di SIPP. “Saya harapkan sekali, selambat-lambatnya Jum’at pagi, masing-masing ketua majelis dan panitera pengganti memastikan perjalanan proses perkaranya sudah diinput semua ke SIPP. Bila ada yang putus, sekurang-kurangnya amar putusan dan tanggal minutasi sudah dimasukkan. Lebih bagus lagi jika sudah sekalian dengan e-doc putusannya selesai diinput hari itu juga.” Tegas Nailul lagi.
Setelah dua hal di atas, Nailul sempat membahas juga terkait pelaksanaan Zona Integritas yang mengoptimalkan bahan-bahan yang sudah disiapkan sebelumnya. Kemudian mengingatkan tentang pegawai yang sudah ditetapkan sebagai role model pada Mahkamah Syar’iyah Takengon. “Saya harap, minimal hari ini, foto pegawai yang bersangkutan sudah diambil dan dicetak sebagai standing banner.” Pungkas Nailul. (Hefa)